"Dengarkanlah Aku"
Sejauh mata memandang tak ku lihat pilar yang miring
Sejauh telinga mendengar sepertinya tak ada nada yang sumbang
Sejauh pikiran berkelana tak ada yang tak nampak
Namun aku tetap tak mengerti mereka
Mengapa bisa bicara tentang kabut
Mengapa bisa menyentuh dengan topeng dibaliknya
Mengapa bias bermimpi bersama awan
Mengapa mereka ingin yang lain hanyut dalam ombak
Sejauh mimpi yang kujaga
Aku yakini hidup akan indah bila berbagi
Santai bila apa adanya
Tersenyum bila tak ada dinding pembatas
Nyaman bila tak ada pedang
Santun bila slalu mengingat namaNYA
Dengarkanlah aku …
Bukankah Tuhan tak menciptakan kita untuk bersaing
Tak menyuruh kita untuk bertopeng
Tak menuntun kita kedalam sebuah kotak
Tak setuju bila kita bersahabat dengan amarah
Tak akan memaafkan kita bila kita melupakaNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar